Gejala yang sering terjadi adalah kerusakan pada bagian batang (link) stabilizer yang ditandai bunyi gluduk..gluduk. Ditambah lagi, roda depan yang suka ‘belanja’ ke kiri atau kanan saat melewati pembatas jalan. “Saat ball joint dan tierod end diperiksa memang tak bermasalah,” jelas Fery dari FCS, spesialis kaki-kaki dan suspensi di Joglo, Jakbar.
Penyakit yang berawal dari link stabilizer ini memang patut dicurigai sebagai biang kerok. Tuas besi mirip tulang yang pada kedua ujungnya memiliki engsel bak tie-rod end ini memang memiliki tugas cukup berat. Selain menahan beban suspensi, juga harus fleksibel saat roda depan bergerak ke kiri atau kanan.
Tak heran bila link stabilizer menjadi sering afkir dan berbuntut oblak (Gbr 1). “Pemasangannya sangat mudah dan harga suku cadang kelas genuine juga tak mahal,” terang Fery. Sepasang link stabilizer dibanderol sekitar Rp 300 ribuan (Gbr 2). “Kalau sama saya sudah sekalian pasang,” ujarnya setengah berpromosi.
Gbr 1 |
Gbr 2 |
Gbr 3 |
Gbr 4 |
Gunakan kunci pas dan ring 14 mm secara kontra untuk memudahkan pengenduran mur pengikat (Gbr 4). Setelah link stablizer terlepas, langsung pasangkan yang baru. “Pemasangan juga sama, gunakan kunci dan ring berukuran sama untuk mengikat kembali komponen mirip tulang ini ke tempatnya semula.
Sekadar saran, hindari usaha akal-akalan bila komponen yang satu ini sudah rusak. Sebab, umurnya dijamin tak bakal lama. Toh, harganya nggak mahal! Hari gini, masih ngakalin?
Sumber : http://mobil.otomotifnet.com/read/2010/02/16/9145/201/28/Ganti-Link-Stabilizer-Bikin-Setir-Suzuki-APV-Kembali-Mantap
IKLAN SPONSOR DARI GOOGLE :
Posting Komentar